Posted in Pojok Corat-Coret

Mata

Bagaimana mungkin, sepasang mata itu bisa menampilkan duka dan bahagia dalam satu waktu yang bersamaan jika keduanya terhubung oleh satu rangkaian jiwa yang bersumber pada satu akar kehidupan yang sama. Bagaimana mungkin, sepasang mata yang tak pernah bisa terpisahkan oleh selembar dinding udara itu bisa menyajikan dua hal berbeda, dua hal yang saling bertentangan. Bagaimana mungkin mengguratkan rindu dan benci pada satu mata yang sama padahal kedua mata itu hanya bisa memiliki satu rasa saja tanpa pernah bisa mendua meski selapis tipis udara menggantung diantara mereka. Bagaimana bisa sepang sama itu melihat dua hal yang berbeda, padahal keduanya menatap satu titik yang sama, pada ruang yang sama pun bahkan pada satu rentang waktu yang sama. Bagaimana bisa satu mata menunjukkan kebenaran sedangkan satunya lagi menyembunyikan sebait kebohongan dengan begitu rapatnya, padahal keduanya bersumber dari satu sumber suci yang sama, dari satu titik yang sama, titik nyata yang sama, walaupun bisu tanpa kata. Bagaimana mungkin, bukankah sepasang itu berati sama dengan satu, keduanya menjadi satu, keduanya padu, membentuk harmoni dan keselarasan yang sama meskipun keduanya hidup dalam dunia yang tak bersuara.

Author:

Seorang pemuda biasa, pencinta puisi dan senja. Penikmat coklat yang sedang belajar memahami hakikat hidup dan kehidupan.

6 thoughts on “Mata

  1. keren mas…
    dari sepasang mata, bisa memunculkan kata indah seperti itu…
    tapi bukan berarti sepasang mata mempunyai fungsi yang berbeda, entah itu melihat baik atau buruk. hanya pikiran yang memisahkan data dari mata menuju hati dan akal. #menurutku sih gitu..
    Betewe, boleh kasih saran nggak.
    Mungkin lebih baik kata-kata tersebut di beri jarak atau ganti paragraf biar saat di baca itu menimbulkan rasa senang..
    terus terang kalau katanya numpuk jadi satu tanpa adanya paragraf, rasanya seperti apa yah, kayak malas aja…

    Liked by 1 person

    1. Makasih Mas Nur, iya setuju yang jadi “batas pemisah” adalah pikiran kita, karena yang bertugas untuk menerjemahkan apa yang kita lihat adalah si pikiran 😀
      Okay Mas, makasih buat saran dan masukkannya 😀

      Like

Mari Berbagi Pemikiran :)